Komitmen Walikota Banjarbaru Hj. Erna Lisa Halaby : Setiap Piring MBG di Banjarbaru Harus Aman dan Bergizi

waktu baca 4 menit
Selasa, 14 Okt 2025 23:47 173 Yopi

BANJARBARUEMAS.COM — Ketika sejumlah daerah di Indonesia dilaporkan mengalami insiden keracunan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kota Banjarbaru justru memperlihatkan kesiapsiagaan yang patut dicontoh. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Hj. Erna Lisa Halaby, pemerintah kota ini menegaskan komitmennya untuk menjadikan aspek keamanan pangan sebagai prioritas utama, sejajar dengan misi peningkatan gizi anak sekolah dasar.

Langkah-langkah mitigasi dilakukan secara sistematis melalui Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Program MBG yang digelar di Ruang Tamu Utama Wali Kota Banjarbaru, Selasa (14/10/2025). Rapat yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Erna Lisa dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda)—terdiri dari Dandim 1006/Banjar Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya, Kapolres Banjarbaru AKBP Pius X. Febry Aceng Loda, serta pimpinan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari seluruh kecamatan.

Dalam rapat tersebut, Erna Lisa menekankan bahwa program MBG harus dijalankan dengan standar mutu yang ketat dan sistem pengawasan berlapis.

“Langkah ini kita laksanakan dalam upaya pencegahan dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Menurut Wali Kota, pengawasan kualitas makanan dimulai sejak tahap awal pengadaan bahan baku hingga distribusi ke sekolah. Pemkot Banjarbaru, melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, telah menyusun protokol keamanan pangan yang mengatur setiap proses—mulai dari suhu penyimpanan bahan, higienitas dapur, sanitasi peralatan, hingga sistem transportasi makanan. Semua tahapan ini dikontrol secara digital melalui laporan harian dari setiap SPPG.

Untuk memperkuat sistem tersebut, Erna Lisa telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) MBG Kota Banjarbaru dengan Surat Keputusan resmi yang mengatur mekanisme pengawasan, penanganan keluhan, dan inspeksi mendadak (sidak). “Insya Allah, tidak menutup kemungkinan nanti kami akan menyidak beberapa dapur yang ada di Kota Banjarbaru,” katanya tegas.

Ia memastikan bahwa seluruh 22 SPPG di lima kecamatan Banjarbaru telah beroperasi sesuai standar keamanan pangan. Setiap unit rata-rata mampu memproduksi lebih dari 3.000 porsi makanan bergizi per hari, sehingga total lebih dari 66.000 porsi makanan aman dan bergizi tersalurkan setiap hari kepada siswa penerima manfaat MBG.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Banjarbaru bertumpu pada kinerja Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)—unit pelaksana yang berfungsi sebagai dapur pusat pengolahan makanan bergizi. Secara nasional, jumlah SPPG telah mencapai 11.577 unit, dan Banjarbaru menjadi salah satu daerah dengan kesiapan operasional tertinggi di Kalimantan Selatan dengan 22 SPPG aktif yang tersebar di semua kecamatan: Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, Landasan Ulin, Liang Anggang, dan Cempaka.

Setiap SPPG di Banjarbaru menjalankan fungsi ganda: produksi makanan bergizi sekaligus pengawasan mutu. Mereka wajib memastikan bahwa seluruh bahan yang digunakan berasal dari sumber lokal yang memenuhi standar BPOM dan Dinas Kesehatan. Setiap menu juga melalui penghitungan nilai gizi dan uji rasa sebelum disalurkan ke sekolah-sekolah dasar.

Lebih dari sekadar unit teknis, SPPG merupakan rantai strategis dalam sistem ketahanan pangan anak usia sekolah. Melalui koordinasi lintas sektor yang digerakkan oleh Wali Kota Erna Lisa, Banjarbaru berhasil menempatkan SPPG bukan sekadar sebagai “dapur logistik”, tetapi sebagai pusat kendali mutu program nasional.

Wali Kota Lisa memandang pengawasan terhadap MBG bukan sekadar urusan kesehatan, tetapi juga tanggung jawab moral pemerintah daerah terhadap generasi penerus. Dalam setiap rapat evaluasi, ia menegaskan pentingnya pendekatan lintas disiplin—melibatkan unsur kesehatan masyarakat, pendidikan, dan keamanan pangan—agar tidak ada ruang bagi kelalaian.

“Untuk Banjarbaru, sejauh ini tidak ada masalah. Mudah-mudahan ke depan pun tidak akan terjadi apa-apa,” ujarnya dengan nada optimistis, menandakan keyakinannya pada kesiapan sistem dan kinerja tim di lapangan.

Kebijakan mitigasi yang diterapkan Banjarbaru memiliki empat pilar utama:

  1. Standarisasi higienitas dan prosedur keamanan pangan di seluruh dapur SPPG.
  2. Pelatihan teknis bagi pengelola dan juru masak tentang prinsip gizi seimbang dan sanitasi.
  3. Monitoring harian dan audit mutu acak oleh Dinas Kesehatan.
  4. Koordinasi cepat lintas lembaga melalui Forkopimda jika ditemukan indikasi gangguan mutu.

Melalui sistem ini, Banjarbaru menjadi salah satu daerah yang paling siap menghadapi risiko penyimpangan program MBG, baik dari sisi teknis maupun kelembagaan.

Langkah mitigasi yang diterapkan Banjarbaru merupakan fondasi utama dalam kebijakan pemenuhan gizi masyarakat. Pendekatan ini memadukan ilmu gizi, kesehatan masyarakat, dan tata kelola pemerintahan daerah secara terpadu. Dengan sistem pengawasan yang berbasis sains dan komitmen kepemimpinan yang konsisten dari Wali Kota Erna Lisa Halaby, Banjarbaru menunjukkan bahwa daerah mampu menjadi mitra strategis pemerintah pusat dalam memastikan setiap anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing—melalui makanan yang bukan hanya bergizi, tetapi juga aman dan bermartabat.

Bagi Wali Kota Erna Lisa, komitmen ini perwujudan tanggung jawab seorang pemimpin terhadap masa depan kotanya. Ia berulang kali menegaskan bahwa kualitas sebuah kota bukan hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi dari bagaimana ia memastikan anak-anaknya mendapatkan makanan yang sehat, aman, dan bergizi setiap hari.

“MBG bukan hanya soal membagikan makanan, tapi soal menjaga kehidupan dan masa depan anak-anak kita,” tutur Erna Lisa, menutup rapat dengan penuh keyakinan.

Dengan mitigasi berlapis, koordinasi lintas sektor, dan kepemimpinan yang responsif, Banjarbaru merupakan salah satu kota paling siap menjalankan Program Makan Bergizi Gratis secara aman dan berkelanjutan.(be)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA