Geliat UMKM di Kota Banjarbaru: Dari Medan Bertahan hingga Panggung Nasional dan Internasional

waktu baca 4 menit
Selasa, 21 Okt 2025 04:27 281 Banjarbaru Emas

Kota Banjarbaru, sebagai ruang hidup bagi ratusan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kota ini juga sempat menghadapi gelombang tantangan yang sama halnya dengan kota-kota lain. Yakni, efek pandemi hingga transformasi digital. Namun, di balik semua itu justru membuka peluang yang sebelumnya terlihat samar.

Seiring kembalinya aktivitas ekonomi pasca pembatasan, geliat UMKM mulai terang. Modal sosial dan budaya lokal menjadi pengungkit bangkitnya perekonomian warga Banjarbaru. Kerajinan anyaman purun, kain sasirangan, kuliner khas Banjar, hingga produk pangan lokal, semuanya punya akar tradisi, punya potensi daya saing dan jual yang tinggi.

Namun, potensi tanpa arah dapat berujung stagnan. Bertahan di pasar lokal saja tidak cukup. Agar menjaga kelangsungan dan skala, menembus pasar nasional bahkan internasional menjadi sebuah keharusan. Disinilah dinamika yang menarik mulai terbuka.

Merangkai Strategi: Bertahan dan Melaju

Di medan yang berubah cepat ini, UMKM Banjarbaru mulai merakit strategi agar tidak hanya bertahan, tetapi juga naik kelas. Hal ini dapat dilihat melalui berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Banjarbaru melalui kepemimpinan Hj. Erna Lisa Halaby.

Sebagai upaya penguatan kapasitas dan standar, Pemerintah Kota Banjarbaru menyelenggarakan expo lokal, seperti Expo KUMKM dengan tema UMKM Naik Kelas Banjarbaru Emas, guna memberi ruang promosi, edukasi, dan jaringan bagi pelaku UMKM. pada Gelaran Expo Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Kota Banjarbaru resmi dibuka di Lapangan dr. Murdjani, Kamis (11/9/2025).

Selain itu, guna memperluas pasar Lewat pameran iInternasional, UMKM Banjarbaru tak sekadar menggarap pasar lokal: Pemerintah Kota Banjarbaru memfasilitasi pelaku UMKM untuk tampil di ajang seperti Trade Expo Indonesia 2025 (TEI 2025), ke-40 tahun di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Dalam event tersebut, produk khas unggulan Kota Banjarbaru mendapatkan apresiasi di tingkat nasional bahkan internasional.

Penguatan strategi juga dilakukan dengan memanfaatkan Jejaring internasional sebagai langkah penting menuju Banjarbaru Emas. Hal ini dilakukan dengan menjajaki kerja sama lintas negara melalui undangan kepada KBRI Kuala Lumpur untuk pelaku ekonomi kreatif dan UMKM Banjarbaru.

Dengan demikian, bukan sekadar membuka “pasar luar negeri” sebagai jargon, tapi juga membuka jaringan luar negeri untuk memastikan keberlangsungan ekonomi kreatif yang ada di Banjarbaru dapat terus berjalan.

Tantangan Nyata, Tantangan Bersama

Dari sekian banyak upaya yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang masih harus dihadapi agar UMKM Banjarbaru tidak hanya terangkat tapi juga menjadi lebih kuat.

Beberapa tantangan utama yang perlu menjadi pemikiran bersama adalah, Akses permodalan. Banyak UMKM masih menghadapi kesulitan untuk memperoleh modal yang cukup dan sesuai kebutuhan ekspansi.

Standar mutu, keamanan pangan, dan regulasi ekspor. Ketika menembus pasar nasional/internasional, persyaratan mutu sering menjadi batu sandungan.

Adopsi teknologi dan pemasaran digital. Teknologi digital bukan lagi tambahan, melainkan keharusan. Namun banyak pelaku yang belum optimal memanfaatkannya.

Branding serta penetrasi pasar asing. Produk lokal harus memiliki nilai tambah yang menjangkau selera global sekaligus mempertahankan identitas lokal merupakan sebuah keseimbangan yang sulit.

Distribusi dan logistik. Untuk ekspor, proses logistik dan rantai pasok menjadi faktor penting yang sering terlupakan dalam skala mikro.

Persaingan yang semakin ketat. Baik dari produk serupa daerah lain maupun produk impor — UMKM Banjarbaru harus membuat diferensiasi yang jelas.

Peran Pemimpin: Erna Lisa Halaby dan Kepemimpinan Kota Banjarbaru

Dalam hal ini, Wali Kota Banjarbaru, Erna Lisa Halaby, perempuan pertama yang menjabat di kota ini. Terkait penguatan sentra UMKM, secara tegas dan jelas bahwa menjelang masa jabatannya, Lisa memaparkan empat pilar utama pembangunan, termasuk penciptaan sentra UMKM melalui “Banjarbaru Business Incubator”.

Dengan menjadikan UMKM sebagai bagian dari program prioritas, kepemimpinan ini memberi sinyal bahwa sektor mikro-kecil bukan sekadar subsidi, melainkan bagian dari strategi pembangunan.

Sebagai upaya mendorong Kolaborasi lintas sektor, Lisa menegaskan bahwa keberhasilan pemerintah tidak bisa dicapai sendiri, perangkat daerah, pelaku usaha, masyarakat harus bekerja bersama.
Di bawah kepemimpinannya, penguatan sinergi lintas sektor – perdagangan, koperasi, usaha mikro menjadi bagian dari strategi kota.

Menatap Harapan Baru, Banjarbaru Emas

Catatan ini selain sebagai undangan untuk berpikir bersama tapi juga adalah ajakan untuk melihat harapan baru, tentang Banjarbaru Emas.

Banjarbaru memiliki modal budaya, kreativitas, dan kepemimpinan yang punya visi. UMKM-nya telah menunjukkan geliat ke luar jendela lokal. Tapi agar tidak berhenti di ‘geliat’, perlu langkah sistematis untuk naik kelas. Bukan hanya kuantitas pertumbuhan, tetapi kualitas, daya saing, dan keberlanjutan.

Dengan kepemimpinan Erna Lisa Halaby yang hadir sebagai simbol perubahan sekaligus fasilitator, kota ini berpeluang membuktikan bahwa ‘kota kecil’ sekalipun dapat bersinar di panggung global asalkan kita punya keberanian, kreativitas, dan kerja sama yang kokoh. (BE)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA