BANJARBARUEMAS.COM – Ada sesuatu yang lembut tapi kuat ketika dua perempuan memegang kendali atas sebuah kota dan mimpinya. Seperti tangan-tangan halus yang menganyam purun, keduanya bekerja dalam irama sabar dan pasti. Banjarbaru hari ini beruntung memiliki dua perempuan hebat: Wali Kota Hj. Erna Lisa Halaby dan Ketua Dekranasda Hj. Ririen Kartika Rini—dua sosok yang berbeda latar, tapi sejiwa dalam komitmen: mengangkat martabat UMKM Banjarbaru ke level tertinggi, hingga terdengar gaungnya ke luar negeri.
Keduanya tampak sederhana ketika berbicara, namun di balik setiap kalimat tersimpan arah dan visi besar. Di sela keramaian Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 Tahun 2025 di ICE BSD City, Tangerang, tawa dan percakapan akrab mereka sesekali pecah di antara lampu-lampu pameran dan wangi kain baru. Di hadapan ribuan pelaku usaha dan buyer dari seluruh dunia, Banjarbaru tampil bukan sekadar peserta, tapi sebagai kisah yang ingin diceritakan.
“Peluang pasar global untuk Kota Banjarbaru sangat cerah,” ujar Wali Kota Lisa Halaby dengan mata yang penuh keyakinan. “Keunikan dan kualitas produk kita telah menarik perhatian buyer dari Chili, Vietnam, Korea, Brunei Darussalam, hingga Australia. Ini bukti bahwa produk lokal Banjarbaru mampu bersaing di kancah global.” Kata-katanya terasa seperti doa yang menjelma nyata di setiap lembar Sasirangan dan anyaman purun yang dipamerkan hari itu.
Di sisi lain, Hj. Ririen Kartika Rini—yang akrab disapa Bu Ririen—bukanlah sosok baru dalam dunia kerajinan. Pengalamannya sebagai Ketua Dekranasda Banjarbaru periode 2015–2020 kini menjadi pondasi kokoh untuk membimbing UMKM Banjarbaru menuju panggung global. Saat itu, Hj. Ririen Kartika Rini juga dikenal sebagai istri almarhum H. Nadjmi Adhani, Wali Kota Banjarbaru periode 2015–2020, yang bersama-sama membangun fondasi ekonomi kreatif dan pemberdayaan masyarakat di kota ini. Pengabdian mereka berdua meninggalkan jejak menumbuhkankarya lokalnya agar mampu berdiri sejajar di panggung dunia. Ia paham benar bagaimana setiap perajin di pelosok Banjarbaru menenun bukan hanya serat, tapi juga harapan. Ia tahu, setiap motif Sasirangan yang dijahit dengan sabar adalah simbol ketekunan, dan setiap purun yang diraut dengan hati adalah kisah hidup yang harus diperjuangkan.
Sinergi dua perempuan ini merupakan gerakan hati. Kolaborasi antara Dekranasda, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, serta Dinas Koperasi dan UMKM menjadi ekosistem yang menumbuhkan: dari produksi, kurasi, hingga promosi berstandar ekspor. Di bawah kepemimpinan mereka, UMKM Banjarbaru bukan lagi cerita kecil di pasar lokal, melainkan narasi besar yang melintasi batas negeri.
Nama-nama seperti Heldawati dari Mama Dildan dan Siti Mariyana dari Kerajinan Purun Al-Firdaus menjadi wujud nyata dari kerja kolektif yang tumbuh di Banjarbaru. Di antara ribuan pelaku UMKM lainnya, mereka tampil sebagai bukti bahwa ketekunan, pendampingan, dan keyakinan mampu mengubah usaha kecil menjadi kebanggaan besar. Mereka tidak sekadar menjual produk, tetapi menyampaikan identitas Banjarbaru kepada dunia—sebuah kota yang memadukan budaya, kemandirian, dan inovasi dalam setiap karya, dalam setiap tarikan napas warganya.
Kembali ke Banjarbaru, suasana hangat terasa ketika Galeri Dekranasda di Kawasan Minggu Raya, Jl. Jend. Sudirman, dibuka kembali pada November 2017. Saat itu, Hj. Ririen Kartika Rini masih menjabat sebagai Ketua Dekranasda Banjarbaru periode 2015–2020, dan momentum tersebut menjadi salah satu capaian penting dalam masa kepemimpinannya. Di bawah arahannya, Galeri Dekranasda bukan sekadar ruang pamer, tetapi wadah ekspresi kreativitas dan kebanggaan lokal, tempat di mana karya para perajin Banjarbaru mendapat tempat yang layak di hati warganya sendiri.
Pada momen itu pula, Bu Ririen memperkenalkan tiga konsep utama yang menjadi tagline penggerak ekonomi kreatif Banjarbaru: Food, Fashion, dan Fun. Baginya, ketiganya bukan sekadar slogan promosi, melainkan cara mencintai produk sendiri dengan rasa memiliki dan bangga terhadap identitas Banjarbaru. Di dalam galeri yang penuh warna itu, Sasirangan bordir berdampingan dengan kerajinan purun, cokelat pasak bumi, dan nasi kabuli—setiap produk membawa cerita tentang ketekunan, inovasi, dan cinta terhadap tanah kelahiran.
“Pengrajin sudah berusaha menampilkan yang terbaik, kita pun harus mengapresiasi dan memberikan dukungan dengan membeli produk mereka. Kita harus bangga dengan produk kita sendiri,” ujar Bu Ririen kala itu. Suaranya lembut namun tegas, mencerminkan keyakinannya bahwa kemandirian ekonomi lokal adalah wujud harga diri sebuah kota. Apa yang ia bangun pada 2017 kini terbukti menjadi fondasi kuat bagi kebangkitan UMKM Banjarbaru, yang terus berkembang hingga hari ini.
Perempuan selalu memiliki ruang sunyi tempat mereka menyalakan api kecil—api harapan, ketulusan, dan kerja yang tak banyak disorot, namun memberi terang bagi banyak orang. Di tangan Wali Kota Hj. Erna Lisa Halaby dan Ketua Dekranasda Hj. Ririen Kartika Rini, api kecil itu tumbuh menjadi cahaya yang menuntun arah UMKM Banjarbaru menuju masa depan. Mereka menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan bukan sekadar tentang posisi, tetapi tentang cara merawat, menumbuhkan, dan memuliakan karya orang lain.
Keduanya menjadi teladan bagi banyak perempuan Banjarbaru—bahwa dari ruang-ruang sederhana, dari tangan-tangan yang bekerja dengan cinta, perubahan besar bisa lahir. Kepemimpinan yang mereka tunjukkan tidak keras, tapi hangat; tidak berjarak, tapi menguatkan. Di tengah kesibukan membangun kota, mereka tetap membawa pesan lembut: bahwa kemajuan sejati dimulai dari hati yang tulus dan keyakinan bahwa perempuan mampu menjadi cahaya bagi lingkungannya.
Hj. Erna Lisa Halaby dan Hj. Ririen Kartika Rini bukan sekadar pemimpin dan pendamping UMKM di Banjarbaru, tapi juga penulis kisah baru — kisah tentang bagaimana dua perempuan dengan tangan lembut dan hati kuat menenun harapan warganya menjadi kemakmuran yang nyata. Di masa depan, ketika produk-produk Banjarbaru terpajang di etalase dunia, orang akan mengenang bahwa semuanya berawal dari dua perempuan yang percaya: bahwa setiap anyaman, setiap jahitan, dan setiap langkah kecil warga Banjarbaru—adalah bagian dari impian besar bernama Banjarbaru Emas.(be)
135
Tidak ada komentar