BANJARBARUEMAS.COM — Suasana kreatif kembali menggeliat di Landasan Ulin. Banjarbaru Street Art Festival 2025, yang diinisiasi oleh Banjarbaru Emas Creative Centre (BECC) berkolaborasi dengan Kelurahan Syamsudin Noor, kini resmi menjadi ajang tingkat kecamatan. Dengan mengusung tema “Dari Warga untuk Warga”, festival ini menghadirkan semangat kolaboratif warga untuk menampilkan karya seni jalanan yang berakar dari budaya lokal.
Rapat technical meeting dan pengundian nomor urut peserta digelar di Kantor Kelurahan Syamsudin Noor, Senin (3/11/2025). Ketua Panitia, Muhammad Zainul Anam, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan pengembangan dari festival tingkat kelurahan yang telah berjalan dua tahun terakhir. “Awalnya hanya dari Kelurahan Syamsudin Noor. Tapi karena antusiasme masyarakat luar biasa, kini kegiatan ini berkembang menjadi festival tingkat kecamatan yang melibatkan empat kelurahan,” ujarnya.
Festival ini tidak hanya menghadirkan parade seni, tetapi juga pawai kostum dengan rancangan kreatif warga. Setiap kontingen berinovasi menampilkan busana tematik yang memadukan unsur sejarah, budaya, dan kearifan lokal Banjarbaru. Ada yang mengadaptasi gaya pejuang kemerdekaan dengan sentuhan modern, ada pula yang menampilkan karakter flora-fauna khas Kalimantan dengan bahan ramah lingkungan seperti daun kering, rotan, dan serat alam. Pawai juga menampilkan mobil hias berdesain artistik dengan tata warna cerah, ornamen kayu ulin, serta instalasi dari daur ulang sampah plastik yang disulap menjadi dekorasi estetis.
Para peserta, yang terdiri atas warga RT/RW, pelajar SMP, dan komunitas lokal, tampil penuh antusiasme. Mereka mempersiapkan diri berhari-hari sebelumnya—berlatih koreografi, menata formasi, hingga menyiapkan atraksi teatrikal berdurasi empat menit di garis finis. “Warga sangat semangat. Kami ingin tunjukkan bahwa Landasan Ulin punya kreativitas yang bisa membanggakan Banjarbaru,” ujar Zainul.
Kegiatan puncak akan digelar Sabtu, 15 November 2025, melalui Karnaval Hari Pahlawan Syamsudin Noor 2025 yang bertema “Meneladani Jiwa Juang Pahlawan untuk Menumbuhkan Semangat Syamsudin Noor Bersatu dan Berkreasi dalam Pembangunan Menuju Era Banjarbaru Emas.” Karnaval ini menempuh rute sejauh 3,88 kilometer, mulai dari RTH Wella Mandiri hingga Kantor Kelurahan Syamsudin Noor, menampilkan harmoni antara ekspresi budaya dan semangat kebersamaan warga.
Penilaian festival dibagi menjadi tiga kategori utama: kreativitas (40%), harmoni (30%), dan entertain (30%). Aspek kostum dan properti menjadi faktor dominan—bagaimana warga menafsirkan tema perjuangan dan persatuan dengan cara yang estetis, sopan, dan inovatif. Panitia menyiapkan hadiah Rp4 juta untuk juara pertama, Rp3 juta untuk juara kedua, dan piala bagi juara umum.
Menurut Zainul, kegiatan ini juga mendukung program Wali Kota Banjarbaru Hj. Erna Lisa Halaby melalui visi besar Banjarbaru Emas (Elok, Maju, Adil, Sejahtera) dan strategi One District One Product (ODOP). Festival ini menjadi medium warga untuk mengenalkan produk kreatif, UMKM, serta identitas budaya setiap kelurahan.
Kesuksesan di Landasan Ulin akan menjadi model pelaksanaan di empat kecamatan lainnya—Liang Anggang, Cempaka, Banjarbaru Utara, dan Banjarbaru Selatan—yang dijadwalkan bergiliran mulai tahun depan. Setiap wilayah akan menampilkan kekhasan seni dan produk lokalnya melalui model festival serupa.
Dengan semangat “Dari Warga untuk Warga”, Banjarbaru Street Art Festival menegaskan bahwa seni adalah alat persatuan sosial. Dari kostum yang megah hingga langkah pawai yang berirama, warga Banjarbaru meneguhkan bahwa kreativitas adalah jantung pembangunan—membawa kota ini menuju masa depan yang lebih elok, maju, adil dan sejahtera.(be)
204
Tidak ada komentar