Banjarbaru Semakin Bersih dan Sehat: Hasil EHRA 2025 Jadi Kompas Arah Pembangunan Sanitasi

waktu baca 3 menit
Kamis, 9 Okt 2025 06:41 238 Banjarbaru Emas

BANJARBARUEMAS.COM – Pemerintah Kota Banjarbaru terus memperkuat langkah menuju kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Melalui kegiatan Ekspose Hasil Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Tahun 2025 yang digelar di Ballroom Hotel Roditha Banjarbaru pada Selasa, 8 Oktober 2025, pemerintah memaparkan hasil pemetaan ilmiah terhadap kondisi sanitasi dan perilaku kesehatan lingkungan masyarakat.

Kegiatan yang dihadiri oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapperida) Kota Banjarbaru, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup, para camat, lurah, dan kepala puskesmas se-Kota Banjarbaru ini menjadi bagian penting dalam rangka menyusun arah kebijakan pembangunan sektor sanitasi berbasis data. Melalui hasil EHRA, pemerintah berupaya memastikan agar setiap intervensi pembangunan benar-benar menjawab kebutuhan nyata masyarakat dan menekan risiko kesehatan akibat lingkungan yang tidak sehat.

Studi Environmental Health Risk Assessment atau EHRA merupakan analisis sistematis untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola potensi bahaya kesehatan dari lingkungan. Kajian ini menelaah berbagai aspek, mulai dari kondisi sanitasi rumah tangga, sistem pengelolaan air limbah, perilaku kebersihan, hingga pengelolaan sampah dan drainase lingkungan.

Dalam pelaksanaannya, survei dilakukan terhadap 800 rumah tangga responden yang dipilih secara acak di setiap kelurahan di Kota Banjarbaru. Proses pengumpulan data dilakukan secara primer melalui wawancara dan observasi lapangan oleh tim enumerator yang telah dilatih.

Hasil studi EHRA menjadi cerminan kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat dalam konteks kesehatan lingkungan. Data yang diperoleh akan menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Banjarbaru, yaitu dokumen perencanaan jangka menengah yang memuat arah, target, dan prioritas pembangunan sanitasi.

Melalui pendekatan ilmiah ini, Banjarbaru meneguhkan komitmennya bahwa pembangunan sektor sanitasi tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga menyentuh dimensi perilaku dan kesadaran masyarakat.

Dari hasil paparan awal, ditemukan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan rumah tangga, terutama dalam pengelolaan air limbah domestik. Sejumlah wilayah juga menunjukkan kemajuan dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Namun demikian, masih terdapat tantangan dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan drainase di kawasan padat penduduk, terutama pada musim penghujan. Kondisi ini menjadi catatan penting untuk disusun langkah intervensi yang lebih adaptif dan terintegrasi antarperangkat daerah.

Dalam konteks kebijakan, studi EHRA berfungsi sebagai jembatan antara data ilmiah dan keputusan strategis pemerintah daerah. Dengan memahami karakteristik bahaya, paparan, serta risiko kesehatan yang mungkin timbul, pemerintah dapat menentukan prioritas pembangunan sanitasi dengan lebih presisi. Pendekatan ini juga memperkuat prinsip evidence-based policy, di mana setiap kebijakan dirancang berdasarkan data faktual dan hasil kajian ilmiah.

Selain itu, pelaksanaan EHRA menjadi bukti sinergi lintas sektor di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru. Keterlibatan Bapperida sebagai koordinator perencanaan, Dinas PUPR sebagai pelaksana teknis, Dinas Lingkungan Hidup sebagai pengawas kualitas lingkungan, hingga puskesmas dan kelurahan sebagai garda terdepan edukasi masyarakat, menunjukkan bahwa upaya membangun kota sehat memerlukan kolaborasi berkelanjutan.

Melalui studi EHRA 2025, Banjarbaru tidak hanya mendapatkan potret kondisi sanitasi terkini, tetapi juga peta jalan untuk pembangunan lingkungan yang lebih sehat. Data ini menjadi bahan penting untuk merancang kebijakan pembangunan yang terukur, efisien, dan berdampak langsung bagi masyarakat. Ke depan, hasil kajian ini diharapkan menjadi bagian dari sistem pemantauan sanitasi berkelanjutan yang terus diperbarui setiap beberapa tahun, sehingga arah pembangunan kota dapat selalu disesuaikan dengan dinamika kondisi lapangan.

Dengan pendekatan yang sistematis dan partisipatif, Banjarbaru menegaskan diri sebagai salah satu kota yang serius membangun peradaban sanitasi modern di Kalimantan Selatan. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Hj. Erna Lisa Halaby, pembangunan sektor sanitasi tidak hanya dipandang sebagai urusan teknis, melainkan juga sebagai investasi sosial jangka panjang bagi kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup seluruh warga kota. (BE)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA