Banjarbaru Raih Predikat Madya Kota Layak Anak: Kepemimpinan Hj. Erna Lisa Halaby Meneguhkan Kota yang Ramah dan Tumbuh Bersama Anak

waktu baca 4 menit
Rabu, 8 Okt 2025 06:33 271 Yopi

BANJARBARUEMAS.COM — Di bawah kepemimpinan Wali Kota perempuan pertama Banjarbaru, Hj. Erna Lisa Halaby, Kota Banjarbaru kembali menorehkan prestasi nasional yang membanggakan. Tahun 2025, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Republik Indonesia menganugerahkan Predikat Madya Kota Layak Anak (KLA) kepada Banjarbaru.

Penghargaan diserahkan dalam Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 Tahun 2025 dan Pengukuhan Ayah Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Kalimantan Selatan) di kawasan wisata All Outbound, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Selasa (7/10/2025). Acara yang dihadiri oleh 13 kepala daerah se-Kalimantan Selatan ini juga dihadiri Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA RI, Dr. Ir. Pribudiarta Nur Sitepu, M.M., yang menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam melahirkan lingkungan ramah anak.

Bagi Banjarbaru, penghargaan ini merupakan cerminan dari komitmen pemerintah kota membangun sistem sosial yang berpihak pada anak. Sejak awal masa kepemimpinannya, Hj. Erna Lisa Halaby menegaskan bahwa setiap kebijakan pembangunan harus menyentuh keluarga dan memberi ruang aman bagi anak untuk tumbuh.

Detail Penilaian: 24 Indikator dalam Lima Klaster Utama

Predikat Madya diperoleh melalui penilaian atas 24 indikator Kota Layak Anak (KLA) yang dikelompokkan dalam lima klaster utama. Setiap klaster mencerminkan dimensi kehidupan anak yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah secara berkelanjutan.

  1. Hak Sipil dan Kebebasan

Banjarbaru memastikan setiap anak memiliki identitas hukum dan hak berpartisipasi dalam kebijakan publik. Melalui Forum Anak Banjarbaru, anak-anak dilibatkan dalam diskusi perencanaan daerah dan kegiatan advokasi kebijakan. Program pencatatan kelahiran digital di seluruh kelurahan juga menjamin tidak ada anak yang kehilangan hak sipil sejak lahir.

  1. Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif

Kota ini memperkuat peran keluarga melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang memberikan konsultasi, edukasi pengasuhan, serta dukungan psikologis. Program “Keluarga Hebat Banjarbaru” mengedepankan nilai cinta, dialog, dan perlindungan dalam keluarga. Untuk anak yang kehilangan pengasuhan, tersedia sistem alternatif berbasis lembaga dan komunitas dengan pengawasan Dinas P3AP2KB.

  1. Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan

Banjarbaru mencatat kemajuan pesat dalam penurunan angka stunting, peningkatan cakupan imunisasi, dan penyediaan puskesmas ramah anak. Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), serta peningkatan gizi seimbang di sekolah menjadi praktik nyata dari komitmen pemerintah daerah memastikan setiap anak tumbuh sehat dan sejahtera.

  1. Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang, dan Kegiatan Budaya

Kota Banjarbaru menegaskan hak anak atas pendidikan yang inklusif dan kreatif. Sekolah Ramah Anak (SRA) terus diperluas, diiringi pembangunan ruang publik terbuka, taman bermain, dan taman baca di berbagai wilayah. Program Banjarbaru Cerdas dan Berbudaya mendorong kegiatan seni, literasi, dan olahraga anak untuk menumbuhkan karakter unggul sekaligus memperkaya pengalaman belajar di luar kelas.

  1. Perlindungan Khusus

Banjarbaru memperkuat sistem perlindungan bagi anak dari kekerasan dan eksploitasi. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) berfungsi aktif menangani laporan kekerasan dengan pendekatan cepat dan berperspektif korban. Tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan aparat penegak hukum mendapat pelatihan rutin agar mampu memberikan layanan yang ramah anak dan berkeadilan.

Proses Penilaian dan Komitmen Sistemik

Penilaian Kota Layak Anak oleh KemenPPPA dilakukan melalui evaluasi berlapis, mencakup verifikasi dokumen, wawancara dengan pemangku kepentingan, hingga kunjungan lapangan. Hasilnya, Banjarbaru dinilai berhasil mengintegrasikan kebijakan, sumber daya, dan inovasi lokal ke dalam sistem perlindungan anak yang berkelanjutan.

KemenPPPA mencatat bahwa Banjarbaru memiliki komitmen kelembagaan yang kuat—dengan dukungan lintas organisasi perangkat daerah, dunia usaha, dan masyarakat sipil. Program-program di bidang pendidikan, sosial, dan kesehatan telah terhubung dalam satu ekosistem kebijakan ramah anak. Inilah yang menjadikan Banjarbaru layak menyandang predikat Madya, di atas kategori Pratama.

Bagi Hj. Erna Lisa Halaby, capaian ini adalah refleksi dari arah pembangunan yang menempatkan keluarga sebagai pusat peradaban kota. Ia menilai, anak bukan sekadar penerima manfaat, tetapi juga bagian penting dari proses perubahan sosial. “Kota ini harus memberi tempat bagi setiap anak untuk tumbuh bahagia, belajar dengan gembira, dan merasa aman di lingkungannya,” ujar Hj. Erna dalam berbagai kesempatan.

Predikat Madya ini sekaligus menjadi pengingat bahwa pembangunan manusia adalah investasi jangka panjang. Di tengah semangat membangun kota yang elok dan maju, Banjarbaru tidak melupakan dimensi kemanusiaannya.

Kini, Banjarbaru sedang melangkah menuju predikat yang lebih tinggi — Kota Layak Anak Nindya dan Utama, dengan memperkuat kolaborasi lintas sektor, memperluas partisipasi anak, dan memastikan kebijakan kota selalu berpihak pada keluarga. (be)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA