Banjarbaru Emas Creative Centre Perkuat Jejaring Kota Kreatif Indonesia di ICCF 2025

waktu baca 3 menit
Kamis, 6 Nov 2025 10:53 85 Banjarbaru Emas 2

BANJARBARUEMAS.COM – Kota Banjarbaru menapaki babak baru dalam kiprahnya sebagai kota kreatif yang sedang bertumbuh pesat. Melalui Banjarbaru Emas Creative Centre (BECC), kota ini resmi berpartisipasi dalam ajang Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 Nusantaraya, yang digelar di Malang Raya pada 6–10 November 2025. Wali Kota Banjarbaru, Hj. Erna Lisa Halaby, dijadwalkan hadir dalam puncak kegiatan International Conference – Digital Culture & Creative Cities: Building Sustainable Future Through Collaboration, Sabtu (8/11/2025) di Malang Creative Center (MCC).

Partisipasi ini menjadi langkah strategis Banjarbaru untuk memperkuat posisinya dalam jejaring kota kreatif nasional dan global. BECC hadir membawa semangat kolaborasi dan inovasi, sekaligus menegaskan visi Banjarbaru Emas—kota yang berdaya saing, berkarakter, dan berkelanjutan.

Tahun ini, ICCF mengusung tema Nusantaraya: Senyawa Malang Raya, yang menggambarkan sinergi lintas daerah sebagai kekuatan bersama menuju Indonesia kreatif. Kegiatan ini menjadi wadah perjumpaan gagasan, pertukaran pengetahuan, dan perayaan keberagaman lintas kota, budaya, dan generasi.

Bagi Banjarbaru, ajang ini menjadi ruang pembelajaran dan jejaring yang sangat penting. Kehadiran Banjarbaru Emas Creative Centre (BECC) dalam ICCF 2025 merupakan wujud keterlibatan aktif kota ini dalam ekosistem kreatif nasional. Melalui partisipasi tersebut, Banjarbaru menegaskan diri sebagai kota yang terbuka untuk berkolaborasi, belajar, dan berbagi gagasan dalam mengembangkan kreativitas berbasis budaya lokal.

Kehadiran BECC di Malang mencerminkan semangat Banjarbaru untuk memperkuat fondasi ekonomi kreatif yang tumbuh dari nilai-nilai masyarakat dan lingkungan. Bagi Banjarbaru, kreativitas bukan hanya perkara seni atau desain, melainkan pola pikir yang menjadi dasar pembangunan manusia dan kota—sebuah upaya untuk menjadikan inovasi sebagai bahasa bersama dalam membangun kota yang berkelanjutan dan harmonis.

Koordinator BECC Banjarbaru, Narwanto, menjelaskan bahwa ruang ini merupakan sarana untuk memperkuat jejaring dan belajar langsung dari praktik terbaik kota-kota kreatif lain di Indonesia. “Kami datang untuk membangun hubungan, memperluas wawasan, dan meneguhkan posisi Banjarbaru di antara jejaring kota kreatif Indonesia. Dulu, di era Wali Kota Nadjmi Adhani, Banjarbaru dikenal dengan citra Food, Fun, and Fashion. Kini, di bawah kepemimpinan Wali Kota Hj. Erna Lisa Halaby, ada keinginan besar agar Banjarbaru memiliki identitas kuat sebagai kota kreatif yang menempatkan budaya dan inovasi sebagai fondasi pembangunan,” ujar Narwanto.

Kemeriahan ICCF 2025 dimulai sejak Kamis (6/11) dengan pembukaan Festival Mbois X di Malang Creative Center. Gedung berlantai delapan ini disulap menjadi arena multidisiplin yang menampilkan pameran seni, fashion, film lokal, talkshow ekonomi kreatif, dan sesi inspirasi dari pelaku lintas sektor.

Ketua Panitia, Gedeon Soerja Ardi Nugraha, menyebut festival ini sebagai Lebaran bagi insan kreatif Indonesia.

“Ini adalah perayaan ke-10 kami, dan kami ingin menunjukkan bahwa kreativitas bisa menjadi jembatan antara budaya, teknologi, dan masa depan,” ujarnya.

Acara pembukaan turut dihadiri CEO BNI Soesetyo Priharjanto dan Kepala Dinas Koperindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi. Soesetyo menegaskan komitmen BNI dalam mendukung pembiayaan dan ekspor produk kreatif ke pasar global—mulai dari Tokyo hingga Amsterdam.

Sementara itu, Eko Sri Yuliadi yang mewakili Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyampaikan rasa bangganya atas terpilihnya Malang sebagai salah satu Kota Kreatif Dunia versi UNESCO.

“Malang menjadi ruang belajar, dan kami menyambut teman-teman dari seluruh Indonesia, termasuk Banjarbaru, untuk berkolaborasi di panggung Nusantaraya,” katanya.

Dalam sesi pembukaan, dilakukan pemotongan tumpeng biru—simbol Kota Malang—serta peluncuran buku “Malang Creative Fusion: Mencintai Kota Malang”. Sejumlah tokoh budaya dan komunitas kreatif juga menerima penghargaan, di antaranya Lesbumi Kota Malang, Amazing Malang, serta almarhum Dodik Kus Indarto, seniman yang dikenal lewat naskah “Dodot”.(be)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA