Dari Malang Raya ke Banjarbaru: Menyemai Semangat Nusantaraya di Jejaring Kota Kreatif Indonesia

waktu baca 4 menit
Kamis, 6 Nov 2025 16:31 83 Banjarbaru Emas 2

BANJARBARUEMAS.COM – Suasana sejuk di Taman Rekreasi Selecta, Kota Batu, Kamis malam (6/11/2025), berubah menjadi hangat oleh semangat ratusan insan kreatif yang hadir dari berbagai penjuru Indonesia. Mereka datang untuk satu tujuan: merayakan kreativitas dan memperkuat kolaborasi dalam Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025, ajang tahunan jejaring kota kreatif terbesar di Tanah Air.

Kota Banjarbaru menjadi salah satu peserta yang menonjol lewat kehadiran Banjarbaru Emas Creative Centre (BECC). Tim dating dengan semangat kolaborasi dan misi membangun jejaring antar daerah. “Acara ini luar biasa. Bagi kami, yang paling berharga bukan sekadar hadir, tapi bertemu dan belajar langsung dari para penggerak kota kreatif di seluruh Indonesia,” ujar Isur Loeweng, perwakilan BECC.

Ia menambahkan, hasil dari forum ini akan segera diimplementasikan di Banjarbaru, terutama dalam membangun sistem kolaboratif antara komunitas kreatif, pemerintah, dan pelaku usaha. “Kami ingin membawa semangat yang sama agar Banjarbaru bisa tumbuh sebagai kota kreatif dengan identitasnya sendiri,” katanya.

Dalam sambutan pembukaannya, Wali Kota Batu, Nurochman, yang akrab disapa Cak Nur, menyampaikan rasa bangganya atas kepercayaan menjadikan Kota Batu tuan rumah ICCF 2025. Dengan penuh semangat ia menyapa, “Selamat datang manusia-manusia kreatif se-Indonesia di Kota Batu.”

Menurutnya, Taman Rekreasi Selecta dipilih bukan tanpa alasan. Di lokasi inilah pada tahun 1944, Presiden Soekarno pernah menancapkan tonggak wisata modern pertama di Indonesia. “Selecta ini unik, karena satu-satunya perusahaan wisata di Indonesia yang dimiliki masyarakat dan masih bertahan hingga kini. Malam ini, kami resmikan Selecta sebagai Living Museum, simbol hidup sejarah pariwisata Indonesia,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.

Cak Nur berharap pelaksanaan ICCF 2025 menjadi momentum untuk memperkuat posisi Malang Raya—yang terdiri dari Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang—sebagai simpul utama pariwisata dan ekonomi kreatif nasional. “Kreativitas bukan hanya soal karya, tetapi tentang keberanian menjaga budaya dan menanamkan nilai-nilai lokal dalam pembangunan,” tegasnya.

Mengusung tema besar “Nusantaraya”, ICCF 2025 yang digagas oleh Indonesia Creative Cities Network (ICCN) menjadi pertemuan gagasan lintas generasi dan lintas budaya. Festival ini berlangsung lima hari, 6–10 November 2025, di tiga wilayah Malang Raya, dengan kegiatan yang tersebar di berbagai titik strategis.

Acara pembukaan di Selecta dihadiri oleh Wakil Gubernur Garut, Hj. Luthfianisa Putri Karlina, M.BA, serta ratusan delegasi ICCN, pelaku UMKM, akademisi, komunitas seni, dan perwakilan kementerian. Rangkaian kegiatan dibuka dengan City Tour Agro Kreatif dan Produk Lokal Fest, menampilkan inovasi pertanian, kuliner, hingga kriya unggulan khas Batu.

Menurut Sujud Hariadi, Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta, konsep Living Museum yang diangkat dalam pembukaan festival menjadi simbol kesadaran kolektif untuk melestarikan sejarah melalui kreativitas. “Selecta lahir dari semangat gotong royong warga sejak tahun 1930. Kami ingin generasi muda memahami bahwa kreativitas tumbuh dari sejarah dan kolaborasi,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum ICCN, TB Fiki C. Satari, menekankan bahwa ICCF bukan hanya festival, tetapi wadah penguatan sinergi Hexa Helix — kolaborasi antara pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, media, dan lembaga keuangan. “Kami ingin menegaskan kembali nilai Catha Ekadasa, yaitu 11 prinsip pembangunan kreatif berkelanjutan yang menjadi panduan ICCN sejak 2015,” kata Fiki.

“Dari Malang Raya, kita rayakan persaudaraan lintas kota kreatif. Kita ingin menjadikan Indonesia bangsa kreatif yang mendunia pada tahun 2045,” tambahnya.

Kehadiran Banjarbaru Emas Creative Centre dalam ICCF 2025 menjadi bagian penting dari perjalanan Banjarbaru menuju kota kreatif. BECC hadir mewakili semangat kolaboratif generasi muda dan komunitas lintas bidang—dari seni pertunjukan, desain, hingga digital ekonomi.

Menurut Isur Loeweng, momentum ICCF 2025 merupakan wadah konkret untuk membangun jembatan kolaborasi. “Kami bertemu banyak penggerak yang berhasil menghidupkan ruang publik melalui kegiatan kreatif, dan itu menginspirasi. Dari mereka kami belajar bagaimana merawat ekosistem kota yang memberi ruang bagi warga untuk tumbuh bersama,” ungkapnya.

Banjarbaru, lanjut Isur, memiliki potensi besar untuk menjadi simpul kreatif di Kalimantan Selatan, terutama dengan dukungan pemerintah kota dan komunitas muda yang aktif. “Kami ingin meniru semangat kota seperti Batu dan Malang yang mampu menjadikan pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai kekuatan baru daerah. Kami tidak ingin hanya hadir, tapi juga pulang membawa rencana nyata,” katanya.

Melalui partisipasinya di ICCF 2025, Banjarbaru menegaskan komitmennya untuk menjadi bagian dari gerakan nasional kota kreatif yang berdaya saing. BECC hadir bukan hanya sebagai delegasi, tetapi sebagai mitra yang siap membangun jejaring dan menyerap inspirasi untuk memperkuat ekosistem kreatif Banjarbaru.

Kolaborasi yang terjalin di Batu akan menjadi fondasi bagi pengembangan ruang-ruang kreatif di Banjarbaru — dari kegiatan komunitas, pengembangan UMKM kreatif, hingga penciptaan festival lokal yang mengangkat identitas budaya Banjarbaru.

“Yang kami bawa pulang bukan oleh-oleh, tapi semangat. Kami ingin energi kolaborasi ICCF ini hidup di Banjarbaru,” tutup Isur dengan senyum optimistis.

Dengan semangat Nusantaraya, Banjarbaru melangkah bersama jejaring kota kreatif Indonesia menuju masa depan yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan — dari Batu untuk Indonesia kreatif yang mendunia.(be)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA