BANJARBARUEMAS.COM – Kegiatan Jambore Organisasi Masyarakat (Ormas) Kota Banjarbaru 2025 yang dilaksanakan pada 25–26 Oktober 2025 di Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, menjadi salah satu instrumen pembelajaran sosial yang penting dalam upaya membangun tata kelola masyarakat sipil yang inklusif. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Banjarbaru sebagai bagian dari agenda penguatan kapasitas kelembagaan Ormas di tingkat daerah.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjarbaru, H. Rizana Mirza, SH, M.Kes, yang membuka secara resmi kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa keberadaan Ormas memiliki peran strategis dalam memperkuat kohesi sosial dan menjaga stabilitas masyarakat. Ia menekankan pentingnya sinergi antara organisasi masyarakat dan pemerintah daerah sebagai fondasi bagi terciptanya tata kelola pemerintahan yang partisipatif, transparan, dan berkeadilan.
Jambore Ormas ini diikuti oleh sekitar 50 peserta dari berbagai latar belakang organisasi masyarakat. Melalui pendekatan partisipatif, kegiatan ini berupaya menumbuhkan kesadaran kolektif mengenai pentingnya pengelolaan organisasi yang efektif dan berbasis nilai-nilai integritas.
Akademisi dari Universitas Lambung Mangkurat, Siswanto, S.Sos, M.Si, menjadi narasumber pertama dengan materi Manajemen Ormas. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya penguatan tata kelola yang mencakup aspek transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan. “Ormas harus mampu mengadopsi prinsip-prinsip manajemen modern agar tidak hanya eksis secara administratif, tetapi juga relevan dalam menjawab tantangan sosial yang berkembang,” ujarnya.
Sedangkan Fauziono, Ketua Kerukunan Suku Dayak Meratus (KSDM) Kalimantan Selatan dan merupakan salah satu tokoh adat di Loksado menyampaikan materi Menjalin Kekompakan dan Persatuan Ormas di Kota Banjarbaru. Ia menyoroti dimensi sosial-budaya dalam membangun solidaritas komunitas. Menurutnya, kebersamaan dan rasa saling percaya merupakan fondasi dasar dari keberlanjutan kehidupan sosial yang harmonis. “Persatuan yang kuat tidak dibangun oleh keseragaman, tetapi oleh penghargaan terhadap perbedaan dan kemauan untuk bekerja bersama,” tuturnya.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang reflektif, tetapi juga forum konsolidasi gagasan di antara para penggerak Ormas. Melalui diskusi dan praktik kolaboratif, peserta menyepakati pentingnya memperkuat peran Ormas sebagai social intermediary—penghubung antara masyarakat dengan pemerintah daerah. Posisi strategis ini menjadikan Ormas berperan dalam menjaga ketenteraman sosial, menyalurkan aspirasi warga, serta mendukung implementasi kebijakan publik di tingkat lokal.
Kegiatan Jambore Ormas Kota Banjarbaru 2025 memiliki relevansi langsung terhadap pencapaian visi Banjarbaru Emas—Elok, Maju, Adil, Sejahtera. Pembangunan sosial yang diorientasikan pada penguatan partisipasi masyarakat merupakan pilar penting dari pembangunan berkelanjutan.
Melalui Jambore ini, pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk memperluas ruang partisipasi warga dalam proses pembangunan. Ormas diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan sosial yang adaptif, moderat, dan solutif dalam menghadapi dinamika masyarakat urban.
Dengan demikian, Jambore Ormas 2025 menjadi bagian dari proses institusionalisasi nilai-nilai demokrasi partisipatif di Banjarbaru. Dari Loksado, pesan kolektif itu bergema—bahwa kekuatan pembangunan tidak semata pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada kemampuan masyarakat untuk bersatu, belajar, dan bergerak bersama.(be)
135
Tidak ada komentar